Dalam tulisan yang lalu, saya gambarkan bahwa banyak teknisi IT sulit sekali beralih menjadi wirausahawan, ada 5 faktor yang saya ulas. Untuk memperjelas maksud saya, saya cerita kisah dua orang ini, sebut saja si Upin dan Ipin. 

 

Si Upin menguasai keahlian perbaikan komputer PC sekaligus softwarenya, masalah jaringan sekedar bisa yang dasar-dasar saja. Setelah keluar dari kerjaan, dia buka toko service komputer kecil-kecilan. 


Namanya baru buka, awal bulan dan beberapa bulan selanjutnya sepi order, apalagi tokonya di tempat terpencil, modalnya pas-pasan buat sewa doank, stok alat komputer juga hampir tidak ada. Untuk mengakali hal ini, dia mengumpulkan kardus bekas aksesoris komputer yang didapat dari teman-temannya yang kerja di toko komputer, kardus-kardus itu dipajang di rak kayu yang dibikinnya sendiri sehingga kesannya ada produk yang di pajang. 
 

Si Upin orangnya juga tekun, merasa sebagai orang baru, dia jemput bola. Didatanginya relasi-relasi perusahaan tempat dia kerja dulu, ditawari jasa perbaikan komputer antar jemput plus di bersihkan kinclong seperti baru. Sementara toko-toko komputer rata-rata menunggu pelanggan datang bawa barang, si Upin aktif menawarkan jasa-jasanya. Single fighter kesana kemari hanya untuk perbaikan PC aja. 


Seringkali si Upin menemukan kasus perbaikan yang dia belum ada ilmunya, tak lelah browsing kesana kemari buat cari solusi. Lama-lama usaha service si Upin dikenal teman-temannya dan pelanggan yang puas selalu kembali dan promosi kepada yang lain.Mulai ada tawaran untuk sub pekerjaan dari toko lain, service PC yang masuk ke toko komputer rekanan akan di kirim untuk di perbaiki oleh si Upin. 


Si Upin pun mulai merekrut karyawan dan membuat CV. Tambah lama bisnis pun membesar, karena si Upin hanya fokus ke perbaikan PC, maka untuk perbaikan printer, laptop, dan jaringan, diserahkan ke rekanan si Upin tapi tetap atas nama perusahaan si Upin. Banyak distributor komputer yang menawari si Upin untuk jadi reseller, mulailah si Upin berani ambil proyek-proyek pengadaan, karena untuk mendrop barang, tidak perlu keluar modal diawal, distributor sanggup mengadakan berapapun jumlahnya dengan pembayaran mundur, asal sudah ada kontrak pasti dengan pelanggan. Toko si Upinpun semakin besar dan semakin banyak layanannya. 

 

Si Ipin adalah teknisi yang cerdas dan pandai, lebih pandai dari si Upin. Tukang oprek kelas wahid dan pantang menyerah meskipun begadang tiap malam. Ipin juga keluar dari perusahaan yang sama dengan si Upin, tapi alih-alih mendirikan usaha sendiri, si Ipin memilih jadi operator warnet. Dia beralasan ilmunya kurang dan dengan kerja di warnet maka hobby ngoprek semakin dimanjakan. 

Disana si Ipin banyak oprek tentang jaringan komputer, ini itu dihajarnya sampai bisa. Bisa satu, mencoba hal yang lain. Tapi tetap saja, si Ipin adalah OP Warnet yang dibayar untuk jaga warnet. 


Tidak terasa sudah 5 tahun jadi op warnet, si Ipin merasa kemampuannya sudah oke untuk buka usaha sendiri, dan melihat si Upin yang cuma bisa service PC aja sukses, apalagi dia yang skillnya sudah mumpuni. 


Si Ipin pun keluar dari kerjaan di Warnet. Bertahun-tahun oprek teknis, si Ipin hampir tidak punya relasi di luar sama sekali, selain sesama teknisi warnet. Mau buka toko komputer, ragu-ragu bagaimana cari pelanggannya, mau buka perusahaan sendiri takut bangkrut. Akhirnya si Ipin freelance kesana kemari, kalo ada yang ngajakin project baru ada kerjaan.
Suatu saat sebuah perusahaan Tambang memerlukan instalasi jaringan dan server, dan pihak yang merasa sanggup boleh mengajukan diri. Upin dan Ipin melihat lowongan ini dan masing-masing mengajukan diri. Pada tahap diskusi dengan manager teknis perusahaan tambang tersebut, secara terpisah Upin dan Ipin ditanya : 

“Apakah sanggup menjamin bahwa sistem yang dibuat akan bekerja dengan baik selama minimal 2 tahun? Lama instalasi tak lebih dari 20 hari, jika melebihi jadwal maka perusahaan akan menuntut ganti rugi” 

Si Ipin menjawab : 

“Wah tidak bisa Pak, saya tidak bisa menjamin sistem berjalan dengan baik dalam 2 tahun, siapa saja bisa utak atik atau kita tidak bisa terhindar dari kerusakan yang diluar kemampuan kita. 20 hari itu terlalu singkat, minimal saya bisa selesaikan dalam 30 hari, itu sudah minimal.”

 

dan si Ipin pun keluar dengan kecewa. 

 

Si Upin menjawab : 
“Bisa Pak, dalam surat penawaran yang kami buat sudah kami masukkan biaya maintenance 1 tahun, nanti akan kita sesuaikan jika Bapak minta untuk 2 tahun. Penawaran  yang kita buat untuk pengerjaan normal selama 40 hari, jika Bapak minta 20 hari, maka kita akan menambah personil teknis dan untuk ini nanti akan kami revisi harga penawarannya. Bagaimana? “

 

dan si Upin pun keluar dengan puas karena sudah pegang kontrak proyek.

 

Sore harinya si Upin menelpon si Ipin : “Ipin, ini gue ada proyek jaringan, loe bisa kerjain? Mampir toko sini, gue tunggu ya” 


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder
Send this to a friend